Full of History

Seolah baru kemarin dikukuh, udah sampai dipertengahan semester I aja. Kurang lebih dua minggu uts pun terlewati.  Alhamdulillah~
Untuk melepas jenuh sejenak, gak ada salahnya berjalan menikmati indahnya kota. Namun untuk kali ini, aku memilih tawaran dari salah seorang kawan yang mengajaku untuk mengisi waktu weekend dengan ziarah ke makam sunan yang ada di Gresik.
.
Ziarah ke makam sunan menjadi tradisi budaya Jawa. Masuknya Islam ke Pulau Jawa dikarenakan dakwah hebat yang dilakukan 9 orang wali Allah SWT. Kesembilan orang itu berdakwah mengenai Islam sambil memasukkan unsur-unsur adat Jawa. Karena itulah masyarakat Jawa mudah menerima Islam. Karena itu penawaran yang baik, rasanya sayang sekali jika harus menolaknya. Singkat cerita, aku dijemput oleh kawanku di terminal wolangun perbatasan antara Surabaya dan Gresik. Dalam perjalanan, dia menjelaskan sedikit gambaran kota kelahirnya itu. Entah karena hari itu Gresik tidak begitu panas, aku merasakan rindangnya suasana disana.
.
Terlebih dulu dia mengajaku ke makam Sunan Giri. Keadaan disana sangat ramai, kurang lebih hampir sama pengunjungnya seperti makam Sunan Ampel di Surabaya. Hanya saja yang membuat menarik, disana ada fasilitas dokar yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk berkeliling. Bangunan dari makam Sunan Giri cukup unik, karena untuk mencapai puncak makam, ada banyak anak tangga yang harus dilewati. Kawanku bilang sih ada 99 anak tangga, apakah jumlah 99 itu simbol dari Asmaul Husnah? Ah, aku lupa menanyakannya.


Sunan Giri adalah putera Maulana Ishaq (anak Syekh Jumadil Qubro) dengan Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu, penguasa Blambangan. Syekh Jumadil Qubro datang dari Samarkand ke Pulau Jawa bersama kedua anaknya, yaitu Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) dan Maulana Ishaq. Maulana Ishaq lah yang mengislamkan Pasai dan tinggal di sana. Karena waktu yang singkat, kami hanya membaca yasin dan do'a-do'a seperlunya. Mengharapkan karomah, berkah, dan manfaat dari beliau. Kami memohon kepada Allah? tentu. 
Beliau hanyalah washilah atau perantara. Sepemahaman ku seperti itu.
.
Sebelum melanjutkan perjalanan lebih jauh, kawanku juga mengajak ku untuk mencicipi mie ayam bang gondrong. Letaknya tak begitu jauh dari makam sunan Giri. Asli sih mienya enak banget, mau nambah jaim juga hahah.
.
Jam menunjukan pukul 14.00, karena sebentar lagi memasuki waktu Ashar, ia mengajak ku ke Masjid KH.Ahmad Dahlan. Kawanku juga sempat nyeletuk bahwa ada impian untuk menikah dengan  pilihan Sang Robbi di tempat mulia itu (Aamiin, semoga Allah ijabah doamu). Masjidnya MasyaAllah sangatlah bagus, membuat setiap jiwa ingin kembali mendirikan sholat disana.


Baikalah, kami bergegas melanjutkan perjalanan menuju makam Siti Fatimah binti Maimun. To be honest, aku baru banget tau nama beliau. Kawanku menjelaskan padaku bahwa beliau adalah kaum hawa yang berhasil membawa Islam ke tanah Jawa melalui Perdagangan. Dulunya beliau berdagang sambil menyebarkan agama Islam, makanya tak sedikit penduduk yang menyebut Siti Fatimah dengan sebutan wanita paling kaya pada masa itu.



Next trip, kami menuju makam Sunan Malik Ibrahim. Berbeda dari makam Sunan Giri, makam Sunan Malik Ibrahim lebih terkesan modern. Pengunjung yang datang kesana luar biasa banyak. 


Pertama-tama yang dilakukan beliau dalam menyebarkan Islam  ialah mendekati masyarakat melalui pergaulan, lalu kemudian melalui perdagangan. Untuk full story kalian bisa baca sendiri ya guys di inet, jangan IGan muluk lah hahaa. Ohya, disana juga terdapat makam bupati Gresik terdahulu beserta jajarannya.
.
Sungguh berkesan, menyenangkan, bahkan takan terlupakan. Semakin ingin untuk mengetahui sejarah masuknya Islam lebih dalam lagi. Dari beliau-beliau lah kita belajar bahwa setiap insan memiliki kewajiban untuk terus menyebarluaskan Islam. Bukan berarti kita  berbicara soal Islam, kitalah yang paling benar. Namun saling mengingatkan dan juga terus berbenah.
.
Sebelum ia mengantarkan ku kembali ke Surabaya, kami juga menyempatkan mampir di Kampung Kemasan. Bangunannya adalah bangunan tua yang masih begitu kokoh. Sekedar mengambil gambar disana, untuk menjadi saksi bisu yang bisa kami ceritakan pada anak cucu kelak, wedeww.


Berakhirlah perjalanan hari ini.
Jazakumullah. Semoga bisa kembali belajar bersama tentang Islam lebih banyak lagi.
.
.
Gresik, Kala itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Assalamualaikum Jogja 2

Terimakasih tetap bertahan

Assalamualaikum Jogja